Saking Bagusnya Jalanan di Kabupaten Pati



Lebih dari setahun, akhirnya saya sepeda motoran jarak jauh lagi (10/10). Menempuh ratusan kilometer dari Yogyakarta ke kota kelahiran, Pati menggunakan motor Vega R yang legend itu. Nah, karena kurang kerjaan, saya coba membandingkan kualitas aspal-aspal jalan di setiap kota yang saya lalui. Mulai dari Yogyakarta- Klaten- Solo- Sragen- Purwodadi- dan Pati. Hasilnya wow..

Jalanan yang biasa saya lewati semasa masih kuliah dari kota pelajar itu memang tidak banyak berubah. Misalnya dari Yogyakarta sampai Solo yang tidak perlu dipertanyakan lagi aspalnya lah ya. Minimal menurut saya. Jalannya sudah bagus dari dulu.

Namun, begitu keluar dari kota Surakarta itu, masyallah. Di beberapa titik masih saja ada sejumlah perbaikan jalan provinsi. Seperti di kawasan Gemolong daaaaan PURWODADI. Sampai-sampai, saya punya sebutan sendiri untuk kabupaten PURWODADI itu  "kota perbaikan jalan tiada usai" hahaha.

Sejumlah pekerja terlihat syiiibuk ketika saya melintas sekitar pukul 15.00 di jalanan Purwodadi. Mereka menata besi-besi dan menyiapkan sejumlah material lain. Sementara, beberapa alat berat juga diperbantukan untuk melakukan pembetonan jalan tersebut.

Otomatis, para pengendara yang melintas harus ekstra bersabar sekaligus berhati-hati. Sebab di beberapa titik, pengendara yang melintas harus saling bergantian karena pekerja dan 'mungkin' warga setempat memberlakukan buka tutup jalan. Sistem satu jalur diberlakukan di jalan-jalan yang sedang diperbaiki itu.

Tidak ketinggalan, sejumlah orang juga ikut-ikutan berbagi tugas. Entah pekerja proyek atau warga setempat, saya belum sempat bertanya karena Vega R Saya tidak mau diajak pelan. Apalagi berhenti. Hualaah.

Saat jalur ditutup, orang-orang itu berkeliling sambil membawa kaleng. Tentu saja, mereka meminta sumbangan uang kepada para pengendara yang sedang antri itu. Khususnya kendaraan besar macam truk dan bus. Respon yang diberikan para sopir yang caem-caem itupun beragam. Ya ada yang ngasih uang ke dalam kaleng ada yang tidak.

Pemandangan itu memang sering terjadi. Bahkan, sejak saya masih kuliah dulu, perbaikan jalan yang dilakukan di kawasan Purwadadi khusunya, tidak pernah selesai. Selalu begitu. Selesai pembetonan di satu titik, ada kerusakan lagi di titik lainya. Perbaikan lagi. Pemberlakukan sistem buka tutup lagi. Muterin kaleng lagi. Mungkin karena karakter tanahnya yang begitu. Mudah bergerak atau eaaaa. Dugaan kalian sama dengan saya, ehem.

Memasuki kabupaten Pati, jalanan mulai berbeda. Jalan provinsinya lebih luas. Walau hanya beberapa ratus meter. Aspalnya juga lebih bagus ketimbang mas PUR tadi. Jalanan mulus bak jalur Joga-Solo tadi. Motor Vega R yang saya kendarai kala itu juga bisa melesat lebih kencang, 40 km/jam. Eyek-eyek.

Saking mulusnya jalanan di kabupaten Pati, banyak pengendara yang ngawur kelewat batas. Selain pesepedamotor, banyak pula sopir truk bermuatan yang terlihat kerepotan memelankan kendaraannya. Haishh.

Misalnya di Jalanan kecamatan Kayen. Saya menjumpai truk bermuatan melebihi kapasitas. Truk berwarna pink itu juga usah didahului. Sehingga munculkan dua asumsi di benak saya. Pertama, truk itu memang dikemudikan dengan kencang. Dan kedua, motor saya terlalu lambat untuk melaju. Terserah, pembaca bayangkan sendiri saja.

Namun, asumsi saya itu lebih dekat ke opsi ke dua, deh. Sebab mobil bak terbuka yang ada di belakang truk itu juga susah mendahului (Ngeles kalau motor Vega R bisa kencang).

Kalaupun truk bermuatan tadi tidak belok kanan ke kawasan Kayen itu, mungkin tidak akan bisa didahului sampai kota Pati. Barangkali lo ya. Baik Vega R Saya maupun mobil bak terbuka bermuatan dua orang tadi.

Komentar

  1. Iyo lur jalan purwodadi ancen bedo karo Pati, mungkin kerono lemahe dalan cepet rusak. Bedone neh omahe wong pati meh roto2 bergaya modern tapi nak purwodadi iseh okeh seng lawas, aku nak dolan purwodadi hawane koyo bernostalgia lurr.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mosok lur? apik nek digawe bahan tulisan neh Iki. hehe

      Hapus
  2. ya memang karakter tanah d kabupaten grobogan itu mudah gerak...jadi jgn heran klo bnyak perbaikan jalan.....saya yg dari kecil di purwodadi juga gitu rumah" masih bergaya lawas dan d pedesaan jrang ada yg keramik lantainya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paralayang Batu, Tempat Wisata yang Ngagenin

Hanya Dua Tahun Hidup di Negara Asalnya, Afganistan

contoh proposal perpanjangan ijin operasional tpq