Masih Ada Prostitusi Terselubung di Surabaya


Semangat warga RW 06 Tambak Asri, kelurahan Morokrembangan untuk menghilangkan praktek prostitusi patut diapresiasi. Mereka memanfaatkan balai RW sebagai pos pantau lokalisasi. Salah satu tugasnya melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pasangan mesum di wilayah Tambak Asri.

EKO SULISTYONO

Lokalisasi di Tambak Asri ditutup beberapa tahun lalu. Meski begitu, praktek prostitusi belum sepenuhnya hilang. Masih ada orang yang melakukan praktek-praktek prostitusi secara terselubung.  "Kami yang ingin kampung bersih, mendirikan pos pantau lokalisasi. Ini merupakan hasil kesepakatan antara warga, kepolisan, dan pihak kecamatan," kata ketua kelompok kerja (Pokja) pos pantau lokalisasi Karnoto.

Berdasarkan pantauan Pokja, praktek prostitusi terselubung tersebut tersebar di beberapa titik di wilayah Tambak Asri.  Kebanyakan, memiliki modus mendirikan warung kopi giras dan menggunakan pelayan perempuan. Pokja pos pantau lokalisasi mempelajari itu. Mereka memata-matai gerak-gerik warung yang dicurigai menyediakan PSK berkedok pelayan warung kopi tersebut.

Sebanyak 12 anggota yang tergabung dalam kelompok kerja pos pantau lokalisasi tidak bekerja sendirian. Untuk memudahkan kerja sosial tersebut, Pokja pos pantau lokalisasi juga didukung warga lain. Tugasnya sama, mereka melakukan pengintaian transaksi praktek prostitusi terselubung di perkampungan. Begitu ada transaksi antara PSK dengan pelanggan, Pokja langsung bergerak menuju sasaran.

Suatu malam sekitar pukul 2.00, Pokja memperoleh informasi dari masyarakat. Isinya, ada yang melakukan transaksi antara PSK dan seorang pelanggan. Karnoto bersama anggota Pokja yang lain mengatur strategi penggrebegan. Mereka memastikan tempat dimana pasangan tersebut berbuat asusila yang akhirnya di ketahui di sebuah kamar kos.

Pintu kamar kos yang dihuni oleh pasangan mesum tersebut lalu digedor. Namun pasangan itu tidak segera membuka kamar. Karena tidak bisa ditolerir, Karnoto mendobraknya. Si wanita hanya melongo. Sementara sang pelanggan ketakutan dan sembunyi di bawah kolong ranjang. "Ada juga pelanggan yang lari setelah tahu kedatangan kami. Mereka lari seperti kesetanan. Cepat sekali," tambah Karnoto.

Tidak asal menyergap. Biasanya, Pokja memang menunggu sampai PSK dan si pelanggan memasuki sebuah kamar. Begitu yakin, barulah, penyergapan dilakukan. Biasanya, pasangan mesum yang kadung tertangkap juga memiliki beragam alasan. Misalnya, mereka adalah saudara dekat atau ingin menikahi sang pasangan. "Kalau sudah tertangkap alasanya macam-macam. Namun yang paling sering si pelanggan akan menikahi siri si perempuan" jelas Karnoto.

Namun sangsi tetap berlaku. Salah tetaplah salah. Pasangan yang tertangkap sudah pasti melanggar norma yang berlaku. Biasanya, pasangan yang terjaring langsung diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi tindakan asusila tersebut. Selanjutnya, mereka dipulangkan ke kampung halamannya dan diminta untuk tidak kembali lagi ke daerah Tambak Asri.

Beberapa ada juga yang mokong. Setelah tertangkap, ada pula PSK tidak segera pulang. Dia masih menjajakan diri di wilayah Tambak Asri. Karnoto pernah menjumpai kasus seperti itu. Jika sudah dua kali berulah, Pokja langsung menyerahkanya ke Polsek setempat agar diproses secara hukum.

Para pelaku bisnis prostitusi tidak kehabisan akal. Agar bisnis jalan terus, berbagai cara dilakukan. Setelah kena grebeg Pokja, mucikari atau PSK biasanya mendatangi kediaman Karnoto dengan membawa sejumlah uang. Mereka bermaksud menyogok kepala Pokja pos pantau lokalisasi tersebut. Tujuanya, agar praktek prostitusi yang mereka lakukan tidak terganggu.

Namun Karnoto masih komit. Dia tidak mau disogok menggunakan sejumlah uang. Meskipun, para wanita yang hadir biasanya juga sambil menggoda sang ketua. Misalnya ajakan untuk tidur bersama. Gratis. "Mereka siap membayar Pokja 2.5 juta setiap bulan. Wanita yang datang ke saya selalu yang cantik-cantik. Namun saya tolak. Sekali salah tetap salah," tegas mantan pensiunan TNI AL tersebut.

Semenjak dibentuk pada 17 Desember 2018 lalu, pos pantau lokalisasi telah beberapa kali melakukan operasi tangkap tangan. Seingat Karnoto, sebanyak tujuh pasangan mesum yang sudah mendapat tindakan. Berkat usaha warga tersebut, hasilnya kini mulai terlihat. Jumlah prostitusi menurun dibandingkan sebelum pos pantau lokalisasi dibuat.

Kapolsek Krembangan Kompol Esti Setija Oetami menyambut baik upaya warga tersebut. Mereka sangat membantu tugas kepolisian untuk menghilangkan praktek prostitusi di Wilayah Tambak Asri dari oknum-oknum yang menginginkan lokalisasi hidup kembali. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal perpanjangan ijin operasional tpq

Paralayang Batu, Tempat Wisata yang Ngagenin

Hanya Dua Tahun Hidup di Negara Asalnya, Afganistan