Bikin Gentar Musuh, Kekuatan TNI-AL Terkini
SITUBONDO- Letupan meriam terdengar keras di pantai Banongan, Situbondo (13/7) pagi. Ribuan prajurit Marinir TNI-AL bertempur matia-matian mempertahankan kedaulatan negara. Mereka juga menembakan peluru rudal sejauh 12 Km menuju kawasan yang dikuasai musuh.
"Awaaass...tembak..," teriak salah satu marinir ketika memeri komando kepada prajurit lainya sebelum menembakan meriam How 105. Aba-aba yang sama juga diberikan ketika para prajurit meluncurkan roket RM 70 grand.
Kegiatan yang dilakukan TNI-AL tersebut merupakan rangkaian dari latihan Armada Jaya ke-37 tahun 2019. Seluruh kekuatan tempur milik Angkatan Laut dikerahkan untuk menguji kemampuan di Banongan kemarin.
Ribuan prajurit dan puluhan kapal perang diberangkatkan bertahap dari Dermaga Ujung, Koarmada II sejak 10 Juli lalu. Seperti KRI Makasar, KRI Teluk Banten, KRI Shuharso dan masih banyak lagi.
Sejumlah kapal perang tersebut juga turut membantu membawa ribuan pasukan, keperluan persenjataan, dan peralatan medis di dalamnya. Seperti helikopter, tank marinir, dan tentu saja senjata penghancur jarak jauh. "Latihan adalah kewajiban bagi kami" kata Komandan KRI-TELUK Banten Letkol Laut (P) Dwi Yoga.
Ada skenario yang dijalankan selama latihan. Misalnya, kedaulatan negara Indonesia yang terancam diinvasi oleh negara asing. Negara asing tersebut diberi nama Musang (fiktif). Karena keserakahanya, negara Musang memiliki misi untuk merebut blok Stigi (fiktif) milik Indonesia. Alasanya, blok tersebut memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah ruah.
Negara Musang melakukan berbagai cara untuk melancarkan misi jahatnya. Salah satunya dengan melakukan provokasi di wilayah perbatasan Indonesia. Tujuanya satu. Mereka ingin mendapat empati dan dukungan dari dunia Internasional.
Negara Musang juga terus menggalang kekuatan pasukan atau sekutu dengan negara dari wilayah selatan Indonesia. Mereka melaksankan kerjasama pertahanan, jual-beli persenjataan, dan juga melakukan latihan bersama di kawasan Pasifik.
Tiba-tiba pasukan Musang mendaratkan satu devisi pasukanya di wilayah Banyuwangi untuk melakukan invasi. Negara Musang akhirnya dapat menguasai salah satu kawasan vital di sana.
Negara Musang juga berhasil menempatkan radarnya di pulau Sapudi. Tidak cukup sampai di situ, Setelah berhasil menguasai kawasan Banyuwangi, pasukan musuh terus bergerak menuju barat. Yaitu ke kawasan Jember dan Bondowoso. Pergerakan musuh membuat ancaman semakin dekat. Terutama warga sipil dan industri di kawasan pesisir pantai Jawa Timur. Mereka menjadi sasaran musuh.
Keadaan itu langsung direspon pemerintah Indonesia. Presiden memerintahkan panglima TNI untuk merebut kembali wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komando satuan tugas gabungan (Kogasgab) TNI-AL diterjunkan. Mereka ditugaskan untuk melaksanakan Opersi Amfibi dengan mendaratkan pasukan di kawasan Banongan melalui laut dan udara. Puluhan tank amfibi dan ribuan prajurit yang ada di dalam kapal perang langsung bergerak.
Sekitar pukul 3.00 dini hari kemarin, pangkogagasfib membacakan taklimat. Yaitu perintah untuk mendaratkan pasukan, tank amfibi dan helikopter tadi dari KRI Makasar dan KRI Teluk Banten, 2 mil dari garis pantai Banongan untuk memulai pertempuran.
Ribuan Marinir bertempur mati-matian di sana. Selain kemampuan individu, kecanggihan alutsista yang dimiliki juga dikerahkan untuk merebut kawasan yang dikuasai musuh tadi.
Sekitar pukul 9.30, panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga datang untuk menyaksikan latihan Armada Jaya tersebut. Orang nomor satu di tubuh TNI itu hadir didampingi KASAL Laksamana TNI Siswi Sukma Adji di pusat latihan pertempuran korps marinir Blauran, Situbondo.
Di sana Panglima TNI juga sempat melakukan uji coba tank marinir BMP 3-F bersama KASAL. "Kemampuan tank BMP kami uji sudah bagus. Saya cek lagi nanti pada latihan gabungan maupun dalam satuan operasi," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto . (*)
Komentar
Posting Komentar